Peringati Hari Batik Nasional di Magelang, Pengrajin Batik Magelang Pelajari Motif Relief Candi Borobudur
BOROBUDUR - Para pengajin batik di Kabupaten Magelang mempelajari relief Candi Borobudur, Rabu (2/10). Observasi yang digelar itu guna memperkuat motif dan makna cerita karya batik mereka, sekaligus dalam memperingati Hari Batik Nasional Seni batik Indonesia telah diturunkan dari generasi ke generasi sejak awal abad ke-19 masehi. Untuk merayakan pentingnya budaya dan ekonomi batik, pemerintah Indonesia mulai merayakan \"Hari Batik Nasional\" pada 2 Oktober 2009, setelah UNESCO menetapkannya. Kegiatan tersebut merupakan kerjasama Balai Konservasi Borobudur (BKB) dengan UNESCO Jakarta dan Yayasan Lembaga Kajian Islam dan Sosial (YLKIS). Baca Juga Peringati Hari Batik Nasional, Artos Mall Magelang Gelar Secanting Malam \"Kita merayakan batik itu dengan mengajak ibu-ibu pembatik Borobudur untuk melihat relief-relief yang nantinya bisa dijadikan motif batik,\" ucap Direktur Yayasan YLKIS, Haerus Salim di sela acara. Haerus Salim, menerangkan, mempelajari relief ini juga bertujuan meningkatkan teknik, dan memperkuat alur cerita dari desain pola, dan simbolisme motif batik Borobudur. Dikarenakan kain katun dan sutra yang diwarnai dengan tangan tersebut telah menjadi bagian integral dari warisan budaya Indonesia dan berkontribusi pada peningkatan peluang ekonomi di sektor industri kreatif. \"Kita ingin industri kreatif batik Borobudur bisa semakin berkembang. Makin kaya motifnya dan memberi manfaat kepada masyarakat setempat,\" ungkap Haerus. Selama ini para perajin batik di wilayah Candi Borobudur juga telah berkarya dengan aneka motif khasnya seperti Kalpataru, Suluran, pohon bodi, hewan dan pepohonan. Semua motif tersebut berdasar pada pahatan relief di Candi Borobudur. Baca Juga Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas Tanpa Busana Melalui kegiatan Hari Batik tersebut, para peserta mendapat inspirasi baru tentang tema dan makna motif batik Borobudur. \"Sangat menarik, kita dapat ilmu juga nanti bisa diaplikasikan ke batik tulisnya,\" papar salah satu perajin batik Borobudur, Siti Rukoyah. Selain melakukan observasi tersebut, puluhan perajin batik itu juga mendapat bimbingan tentang filosofi dan estetika monumen agung dari para ahli warisan budaya, Balai Konservasi Borobudur dan Vihara Mendut.(cha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: